Inovasi teknologi tepat guna karya para siswa SMA N 1 Semarapura (Ekasma) mendapat penilaian dari Tim Penilai Lomba Teknologi Tepat Guna Provinsi Bali bertempat di sekolah setempat Senin, 18 Maret 2024. Tim penilai yang dipimpin oleh Dharma Susila ini, diterima langsung oleh Kepala SMAN 1 Semarapura Putu Sudibawa, didampingi Sekretaris DPMDPPKB Kabupaten Klungkung I Wayan Sudiarsa, Kabid PUEM AA Wiryawan Airsania beserta jajaran. Turut hadir utusan dari OPD Pemkab Klungkung seperti dari Dinas Pertanian, Bappeda, para guru Pembina dan siswa.
Dalam sambutan selamat datangnya, Putu Sudibawa menyampaikan selamat datang kepada Tim Penilai sembari berharap mendapat pembinaan demi penyempurnaan inovasi-iinovasi yang dihasilkan oleh para siswa.
“Kami berharap inovasi yang dihasilkan oleh para siswa kami dapat bermanfaat bagi masyarakat, mohon arahan lebih lanjut untuk penyempurnaannya”, papar Sudibawa.
Sementara itu Sekdis Wayan Sudiarsa dalam sambutannya menyampaikan bahwa ajang ini bukan semata-mata untuk mendapat penilaian, namun untuk memperoleh masukan penyempurnaan serta pengembangan lebih lanjut agar dapat memberi manfaat kepada warga masyarakat sesuai fitrahnya sebagai teknologi tepat guna.
“Kita berharap inovasi yang dihasilkan ini tidak mandeg sampai di sini, namun dapat dikembangkan untuk hal lainnya”, ujar Sudiarsa.
Sudiarsa pun mencontohkan pengembangan teknologi pada inovasi Mr. Onast yang mengolah limbah kulit bawang, diterapkan untuk mengolah limbah canang. Demikian juga inovasi Paris tak hanya digunakan untuk menghalau burung, namun juga digunakan untuk mesin penyosohan gabah.
Dalam lomba teknologi tepat guna ini para siswa SMAN 1 Semarapura mengajukan dua inovasi. Pertama, inovasi berjudul Mr. Onast : Methane Digester From Onion Waste yang digawangi Ni Putu Shinta Rayani Krisna RP dkk untuk kategori unggulan. Teknologi tepat guna ini diupayakan untuk mengolah limbah kulit bawang yang tak terolah selama ini sehingga mencemari lingkungan. Dalam proses pengolahannya, dibuat sebuah alat yang memungkinkan terjadinya fermentasi sehingga limbah kulit bawang ini menghasilkan produk seperti gas yang dapat digunakan untuk memasak serta pupuk baik pupuk cair ataupun padat.
Kedua, inovasi berjudul Paris (Penghalau Burung Otomatis) yang digawangi oleh I Gusti Ngurah Agung Triksamawan, dkk yang berupaya memanfaatkan tenaga surya untuk menghasilkan energi penggerak dynamo yang selanjutnya akan menggerakkan perangkat pengusir burung. Alat yang mereka kembangkan pun telah didemonstrasikan di halaman sekolah.