Staf Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Klungkung menghadiri Rapat Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Bali yang digelar Balai Guru Penggerak (BGP) Provinsi Bali Senin (26/08/2024) bertempat di b Hotel Bali & Spa, Kuta. Dalam rakor ini dari pihak DPMDPPKB Klungkung diwakili oleh Sekretaris I Wayan Sudiarsa dan staf bidang Pemerintahan Desa I Made Danu Kusuma Sardi.
Kegiatan Rapat Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Bali ini diselenggarakan selama 3 hari, mulai dari tanggal 26 s.d. 28 Agustus 2024, dan diikuti 83 orang peserta dari unsur Disdikpora, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Bappeda, Bunda PAUD, dan Tenaga Terlatih dari seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Bali.
Dalam Rakor ini BGP Provinsi Bali menghadirkan narasumber dari Tim Direktorat Guru PAUD dan Dikmas, yang membahas bukan hanya penanganan stunting dengan perbaikan gizi, tapi juga melalui pendidikan, dan konvergensi berbagai pihak dalam Percepatan Penurunan Stunting melalui Peningkatan kapasitas guru PAUD, Implementasi PAUDHI dan Kualitas Kelas Pengasuhan. Anak-anak di fase pondasi sedang mengalami pertumbuhan yang sangat pesat dan menyerap informasi dengan cepat. Pendidikan PAUD membantu anak-anak mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk sukses di masa depan, seperti kreativitas, problem-solving, dan kemampuan adaptasi.
Dalam laporannya Kepala Balai Guru Penggerak Provinsi Bali, Dr. I Wayan Surata, S.Pd., M.Pd menyampaikan bahwa tugas yang dimiliki oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dalam percepatan penurunan angka stunting adalah melakukan penguatan kapasitas institusi dalam komunikasi perubahan perilaku untuk penurunan stunting.
“Satuan-satuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang telah mengintegrasikan layanan PAUD-Holistik Integratif (HI) dalam program-programnya dipandang sebagai salah satu aspek dalam pilar strategi nasional tersebut. Pengoptimalan integrasi layanan PAUD-HI ke dalam satuan-satuan PAUD dipercaya akan memiliki kontribusi terhadap percepatan penurunan stunting”, papar Wayan Surata.
Lebih lanjut Surata menegaskan, peran aktif satuan-satuan PAUD dalam upaya percepatan penurunan stunting perlu didukung melalui pembekalan dan penguatan pengetahuan serta kecakapan para pendidik dan pengelola satuan PAUD dalam integrasi program melalui PAUD-HI.
“Penguatan ini penting untuk membantu pendidik dan pengelola satuan PAUD dalam memerankan diri secara efektif demi tercapainya tujuan penurunan angka stunting. Kolaborasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah diperlukan demi tercapainya target nasional.”, tambahnya.
Sementara itu Direktur Guru Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kemdikbudristek, Dr. Santi Ambarukmi, M.Ed saat membuka kegiatan Rapat Koordinasi ini menyampaikan ada 4 poin yang menjadi fokus penguatan yang dapat dilakukan dalam percepatan penurunan stunting. Pertama, penguatan aspek kelembagaan dengan pembentukan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dari Pusat hingga Desa/Kelurahan, untuk mengkoordinasikan percepatan penurunan stunting. Kedua, penguatan aspek sasaran intervensi dengan menggunakan pendekatan keluarga untuk memastikan konvergensi intervensi spesifik dan sensitif terjadi hingga ke tingkat rumah tangga. Ketiga, penguatan aspek data, pemantauan dan evaluasi melalui pengembangan sistem pemantauan dan evaluasi terpadu, sehingga perkembangan pelaksanaan program dapat dipantau dengan baik, dan keempat, penguatan pada Aspek Pendanaan melalui optimalisasi APBN, APBD Provinsi, APBD Kab/Kota, APBDesa dan sumber-sumber anggaran lain yang sah.
“Tantangan yang kita hadapi sekarang adalah jumlah Guru PAUD yang belum memiliki kualifikasi S1. Saya mengapresiasi Provinsi Bali, yang berada di peringkat tertinggi untuk pemenuhan kualifikasi guru PAUD, hanya 27,4 % guru yang belum memiliki kualifikasi Akademik S1”, ujar Santi Ambarukmi sebelum membuka kegiatan secara resmi yang ditandai dengan pemukulan gong.